DINA SI JANDA HAUS SEX (2 )

expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

sex janda

Monday, October 26, 2015

DINA SI JANDA HAUS SEX (2 )



Janda haus sex
masuk batang kemaluanku, palkonnya sudah menabrak mentok dasar liang sanggama sempit itu, kembali tubuh montok Dina menggeliat merasakan sodokan mantap pada ujung leher rahimnya…. Sepasang kaki Dina membelit erat pinggangku sehingga menahan gerakku… bibir cantik yang gemetaran itu tampak tersenyum dengan mata berbinar aneh…
“Mas Tommy… tau kenapa Dina suka Rocco Sifredi..?”bisik Dina dengan tatapan mata mesra… kujawab dengan gelengan kepalaku…
“Perih-perih nikmat… kaya sekarang ini… Dina pingin disetubuhi Rocco Sifredi… ayoo mas.. beri Dina kenikmatan yang indah…”bisik Dina sambil mengerling penuh arti, belitan kaki di pinggangku dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya…. Kembali suara erangan dan rintihan Dina mengalun sensual mengiringi ayunan batang kemaluanku yang pelan dan kalem keluar masuk liang sanggama yang kurasakan sangat menggigit saking sempitnya, walaupun produksi lendir pelicin vagina wanita bertubuh montok ini luar biasa banyaknya, sampai berlelehan ke meja kerja yang jadi alas tubuhnya..
“Punya kamu sempit banget Din… aku seperti menyetubuhi perawan…”Bisikan mesraku tampak membuat janda beranak dua itu berbunga hatinya.. wajahnya tampak berseri bangga….
“Punya mas Tommy aja yang kegedean… kaya punya Rocco Sifredi… Dina suka sama yang begini… gemesssiiin… hhh… hhhoohhh… mmmaasss…”belum selesai kalimat Dina, kupercepat ayunan pinggulku.. membuat mata Dina kembali membelalak, bibirnya meringis memperlihatkan gigi indah yang beradu, mengeluarkan desis panjang….
“Teeruuuss maaasss… ammppuunn… nikkmaaat bukan main.. oooohhh… aaaaaahhh… eeeenngghh..”ceracaunya dengan suara setengah berbisik… sesaat kemudian aku merasakan serangan balasan Dina… Dengan gemulai janda cantik ini memutar pinggulnya, pinggangnya yang ramping bergerak menjadi engsel… Luar biasa nikmat yang kurasakan di siang tengah hari bolong itu… Suara berdecakan yang semakin keras di selangkangan kami menandakan semakin banjirnya lendir persetubuhan dari liang sanggama Dina… Wajah cantik Dina semakin gelisah… mulutnya komat-kamit seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada suara yang keluar, hanya desah dan erangannya yang keluar… alisnya yang runcing semakin berkerut… apalagi matanya yang kadang membelalak lebar kadang menatapku dengan sorot mata gemas…
“Oooooouuuuwww..!! mmmaaaaassssss…. Diii..naa ga tahaann…. mmmmmhhh…!!”Kegelisahan dan keresahannya berujung pada rengekan panjang seperti orang menangis dibarengi dengan pinggul yang diangkat didesakan ke arahku bergerak-gerak liar… Aku tanggap dengan situasi wanita yang dihajar nikmatnya orgasme… segera kuayun batang kemaluanku menembus liang sanggama Dina sedalam-dalamnya dengan kecepatan dan tenaga yang kutambah… akibatnya tubuh Dina semakin liar menggelepar di atas meja kerja Tari… kepalanya digeleng-gelengkan dengan keras ke kanan dan ke kiri sehingga rambutnya semakin riap-riapan di wajahny
“Ammmpppuuunnn…. oooohhh… nnnggghhh…. niikmmmaattnya…. hhoooo….”suara Dina seperti menangis pilu… Ya ammmpppuunn…. kurasakan nikmat bukan main.. dinding liang sanggama wanita yang tengah diamuk badai orgasme itu seakan mengkerut lembut menjepit erat batang kemaluanku, kemudian mengembang lagi… enam atau tujuh kali berulang… membuatku sejenak menghentikan ayunan kontolku, pada posisi di kedalaman yg paling dalam pada liang sanggama Dina… Tubuh Dina tergolek lunglai… nafasnya tersengal-sengal, tampak dari gerakan dada montoknya yang naik turun tak beraturan… wajahnya yang miring ke samping kanan tampak kulitnya berkilat basah oleh keringat birahinya, sementara mata ber eyeshadow tebal itu tampak terpejam spt orang tidur… rambut panjang yang dicat blondie tampak kusut, awut-awutan menutupi sebagian wajah cantiknya…. Kira-kira setelah dua menit batang kemaluanku mengeram tak bergerak di liang sanggama yang semakin becek… dengan gerakan lembut kembali kugerakkan pinggulku mengantarkan sodokan keliang sanggama Dina… Tubuh montok itu kembali menggeliat lemah sambil mulutnya mendesis panjang… Dina membuka matanya yang kini tampak sayu…
“Ssssshh… mmm… luar biasa….”desah Dina sambil tersenyum manis. Kedua tangannya meraih leherku dan menarik ke arah tubuhnya. Tubuhku kini menelungkupi tubuh montok Dina, Dina memeluk tubuhku erat sekali sehingga bukit payudaranya tergencet erat oleh dada bidangku seolah balon gas mau meletus, tak hanya itu sepasang pahanya dilingkarkan di pinggangku dan saling dikaitkan di belakang tubuhku… Woooww… leherku disosotnya dengan laparnya… jilatan dan kecupan nakal bertubi-tubi menghajar leher dan daun telingaku… terdengar dengus nafasnya sangat merangsangku… aku dibuat mengerang oleh aksinya… “Ayo sayang, tuntaskan hasratmu… Dina boleh lagi enggak?”bisiknya manja sambil bibirnya mengulum nakal daun telingaku. Kurasakan pantat montok Dina bergerak gemulai, membesut hebat batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya, sejenak kunikmati besutan dan pelintiran nikmat itu tanpa balasan.. karena kuhentikan ayunan kontolku…
“Kamu ingin berapa kali..?”sahutku berbisik tapi sambil mengayunkan batang kemaluanku dalam sekali.. “Eeeeehhhhh…hhh…! sampe pingsan Dina juga mauuuuuhh…hhhh…!”jawabnya sambil terhentak-hentak akibat rojokanku yang kuat dan cepat…Aku mengakui kelihaian janda 2 anak ini dalam berolah sanggama, kelihaiannya memainkan kontraksi otot-otot perutnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa pada batang kemaluan yang terjebak di liang sanggamanya yang becek… tehnik-tehnik bercintanya memang benar-benar canggih… Tari istriku wajib berguru pada Dina, pikirku…Tapi rupanya Dina tak mampu berbuat banyak menghadapi permainanku yang galak dan liar… Setelah pencapaian orgasmenya yang ke tiga… Wajah Dina semakin pucat, walaupun semangat tempurnya msh besar…
“Ooooww… my God… ayo sayaaang… Dina masih kuat…”desisnya berulang-ulang… sambil sesekali pantatnya menggeol liar, mencoba memberikan counter attack… Aku tak ingin memperpanjang waktu, walau sebenarnya masih blm ingin mengakhiri, tapi waktu yang berbicara… hampir 2 jam aku dan Dina berrpacu birahi diatas meja kerja Tari. Aku mulai berkonsentrasi untuk pencapaian akhirku… aku tak peduli erangan dan rintihan Dina yang memilukan akibat rojokanku yang menghebat
“Ooohkk.. hhookkhh.. ooww.. sayaaang… keluarkan.. di… di.. mulutkuuu yakkkhh..hhkk..”Sebagai wanita yg berpengalaman Dina tahu gelagat ini… diapun mempergencar counter attacknya dengan goyang dan geolnya yang gemulai… kuku jarinya yang panjang menggelitiki dada bidangku… dan… aku mengeram panjang sebelum mencabut batang kemaluanku dari liang becek di tengah selangkangan Dina… dan dengan lincah Dina mengatur posisinya sehingga kepalanya menggantung terbalik keluar dari meja, tepat didepan palkonku yang sedang mengembang siap menyemburkan cairan kental sewarna susu… Dina mengangakan mulutnya lebar-lebar dan lidahnya terjulur menggapai ujung palkonku… Hwwwoooohhh…!!!!! ledakan pertama mengantarkan semburatnya spermaku menyembur lidah dan rongga mulutnya… aku sendiri tidak menyangka kalo sebegitu banyak spermaku yang tumpah…. bahkan sebelum semburan berakhir dengan tidak sabar batang kemaluanku disambar dan dikoloh dan disedot habis-habisan….
Dina duduk diatas meja sambil merapikan rambut blondienya yang kusut, sementara aku ngejoprak di kursi putar…..
“Wajah kamu alim ternyata mengerikan kalo sedang ML mas…?”celetuk Dina sambil menatapku dengan pandangan gemas dengan senyum-senyum jalang.
“Siang ini aku ketemu singa betina kelaparan…”sahutku letoy.
“Salah mas, yang bener kehausan… peju mas Tommy bikin badanku terasa segar…ha.. ha..ha..”sambut Dina sambil ketawa ngakak
“Waaakks… mati aku… mas, Tari dateng tuuuhh…!”Tiba-tiba Dina loncat turun dari meja dengan wajah pucat, buru-buru merapikan pakaian sekenanya dan langsung cabut keluar ruangan… akupun segera melakukan tindakan yg sama… waaah di atas sepatuku ada onggokan kain putih ternyata celana dalam… pasti milik Dina, segera kusambar masuk ke tas laptop… dan aku segera masuk ke kamar mandi yg ada di ruang kerja Tari….
“Yaaang… chayaaang…. bukain doong…”suara Tari sambil mengetok pintu kamar mandi…
“Hei.. bentar sayang… dari mana aja..?”sahutku setengah gugup dari dalam kamar mandi. Ketika pintu kubuka Tari langsung menerobos masuk… busyeet… Tari menubrukku dan aku dipepetin ke wastafel… aku makin gugup…
“Sssshhhh… untung kamu dateng say… ga tau mendadak aja, tadi dijalan Tari horny berat…”tanpa basa basi lagi celanaku dibongkarnya dan setelah batang kemaluanku yang masih loyo itu di dapatnya, segera istriku ini berlutut dan melakukan oral sex…. meski agak lama, tapi berhasil juga kecanggihan oral sex Tari istriku membangunkan kejantananku yang baru mo istirahat… tanpa membuka pakaiannya Tari langsung membelakangiku sambil menyingkap rok kerjanya sampai ke pinggang, pantat Tari kalah montok dibanding Dina, namun bentuknya yang bulat, mengkal sangat seksi di mataku… sesaat kemudian CD G-String dan stocking Tari sdh lolos dari tempatnya…
“C’ mon darling…. hajar liang cinta Tari dari belakang…”dengan suara dengus nafas penuh birahi Tari mengangkangkan kakinya sambil menunggingkan pantatnya… Memang istriku akhir-akhir ini sangat menyukai gaya doggie style…”lebih menyengat”katanya… sesaat kemudian kembali batang kemaluanku beraksi di liang sanggama wanita yang berbeda… Dalam posisi doggie style, Tari memang lihay memainkan goyang pantatnya yang bulat secara variatif… dan apalagi aku sangat suka melihat goyangan pantat seksi Tari, membuat aku semakin semangat menghajar liang sanggama Tari yang tak sebecek Dina… Untungnya Tari adalah type wanita yang cepat dan mudah mencapai puncak orgasme.. nggak sampai 10 menit kemudian Tari mulai mengeluarkan erangan-erangan panjang… aku hafal itu tanda-tanda bahwa istriku menjelang di puncak orgasme, maka segera kurengkuh pinggangnya dan kupercepat rojokan batang kemaluanku menghajar liang sanggama Tari tanpa ampun…
“Tommm… Tommmy… gilaaa… aaahkk… niiikkmaaatt bangeeett…!!!”jeritan kecil Tari itu dibarengi dengan tubuh sintal Tari yang gemetaran hebat…pantat seksinya menggeol-geol liar menimbulkan rasa nikmat luar biasa pada batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya… aku tak menahan lagi semburatnya spermaku yang kedua utk hari ini…
“Ma kasih Tommy chayaang…”kata Tari sesaat kemudian sambil mendaratkan kecupan mesra dibibirku.. Setelah membersihkan sisa-sisa persetubuhan, aku pamit untuk kembali ke kantor, sementara Tari masih berendam di bath up…. Dina sudah duduk rapi di mejanya ketika aku keluar dari ruangan Tari, kudekati dia…
“Ssshh… nggak takut masuk angin, bawahnya ga ditutup..?”bisikku sambil kuselipkan celana dalam putih Dina kelaci mejanya… mata Dina melotot dengan mimik lucu…
“Ronde kedua niih yee..?”celetuknya nakal setelah tahu Tari tak ikut keluar dari ruangan….
Aku melenggang memasuki mobilku, sambil memikirkan follow up ke Dina….. yang ternyata sangat menggairahkan…